Bab 5 : Scouting For Boys

Scouting For Boys



  Halo kakak-kakak dan teman-teman kali ini kita akan lanjut membahas bab 5 dari boyman mengenai Buku Scouting For Boys, Yuk kita bahas satu persatu. 

  Buku Scouting For Boys, merupakan buku yang paling menarik untu dibaca, selain para pandu, para pecinta alam dan kegiatan alam terbuka juga menggunakan buku ini sebagai dasar pendidikannya. Sehingga tidak mengherankan jika buku Scouting For Boys menjadi pemicu perkembangan kepanduan di seluruh dunia. Semenjak diterbitkan pada tahun 1908 sampai sekarang telah mengalami cetak ulang berulang kali dan telah menjadi buku yang tergolong masterpiece dan bestseller di seluruh dunia 

  Di bawah ini adalah catatan-catatan ringan yang menarik dari Scouting For Boys, penting untuk dimengerti. Tapi, tetap saja, buku Scouting For Boys disarankan untuk dibaca semua pramuka (baik Pembina atau peserta didik). Buku ini terdiri dari beberapa bagian, yang berisi cerita cerita api unggun, yaitu : 

Pekerjaan Pandu 
(Cerita Api Unggun no. 1)

  Mafeking, sebuah kota di Afrika Selatan telah dikepung bangsa Boer tahun 1899-1900. Berkat ketabahan dan kegigihan penduduk kota tersebut, kota Mafeking dapat mempertahankan diri dan selamat dari pengepungan. Perlawanan itu dibantu oleh seorang remaja pemberani bernama Warner Goodyear, yang juga disebut-sebut sebagai pandu yang pertama.

Apa yang Dikerjakan oleh Pandu 
(Cerita Api Unggun no. 2) 

  Harus pula diingat, setiap pandu harus bersikap kesatria, artinya seorang pandu harus bisa menjaga kehormatan dirinya. Tak akan berdusta atau mencuri. Setia kepada tuhan, negara dan bangsa. Hormat dan santun kepada wanita, anak anak dan orang-orang lemah, mereka juga suka menolong. 

Menjadi Pandu 
(Cerita Api Unggun no. 3) 

  Semboyan Pandu ialah “ SEDIA “ yang berarti kamu harus selalu siap sedia baik jiwa maupun raga akan kewajiban. Lencana Pandu berbentuk ujung panah yang menunjukkan utara pada peta atau kompas. Lencana Pandu selalu menunjuk ke atas, menunjukkan jalan melakukan kewajiban dan ara yang benar. Ketiga ujung anak panah mengingatkan kamu kepada krtiga Janji Pandu (Trisatya). 

Regu Pandu 
(Cerita Api Unggun no. 4) 

  Tiap-tipa pasukan itu terdiri dari 4 regu. Masing-masing regu terdiri dari 8 sampai 10 orang anggota. Setiap regu mempunyai seorang pemimpin regu. 

Hidup di Alam Bebas 
(Cerita Api Unggun no. 5) 

  Suku bangsa terhalus di Afrika Selatan menurut BP adalah orang orang Zulu. Remaja suku Zulu belumlah dianggap dewasa apabila belum berhasil menghadapi semacam ujian. Anak tadi, tidak diberi pakaian dan hanya dibekali sebuah perisai dan sebatang tombak untuk mempertahankan diri. Seluruh tubuhnya diberi semacam pewarna berwarna putih, warna ini tidak akan hilang sebulan lamanya, lalu anak itu dilepas ke hutan. Selama 1 bulan anak itu harus bersembunyi dan hidup di hutan. Apa saja yang dilakukannya adalah pekerjaan-pekerjaan yang akhirnya mengilhami kegiatan para pandu. 

Pandu Laut dan Pandu Udara 
(Cerita Api Unggun no.6) 

  Setiap pandu wajib belajar dan bisa berenang, begitu pula menggunakan perahu. Demikian pula pentingnya para pandu udara. Mereka yang bertugas di pelabuhan-pelabuhan udara, sangat berjasa dalam menyelamatkan manusia. 

Tanda-tanda dan Aba-aba 
(Cerita Api Unggun no. 7) 

  Sewaktu masa aktifnya di ketentaraan, bp sudah sering atau terbiasa menggunakan Bahasa-bahasa rahasia atau tulisan tersembunyi. Yang natinya di sebut sandi. Memberi tanda berharga sekali untuk diketahui, kegunaannya banyak sekali. Jika ada banjir di tempat yang jauh, kita bisa mengirim atau menerima tanda. 

Pioneering 
(Cerita Api Unggun no. 8) 

  Pioneering adalah kegiatan-kegiatan para perintis seperti membuat jembatan, Menara pandang /intai, rumah sementara hingga benteng. Kegiatan pioneering ini membutuhkan keahlian menggunakan simpul dan ikatan, juga alat-alat seperti kapak, gergaji, dsb. 

Perkemahan 
(Cerita Api Unggun no. 9) 

  Baden Powell sudah terbiasa hidup di alam terbuka dan tidur hanya beralaskan tanah, beratapkan langit. Baden Powell sangat menganjurkan para pandu untuk dapat dan terbiasa melakukan berkemah. Tidak ada yang sulit dalam berkemah, kalua kita sudah terbiasa. 

Memasak di Perkemahan 
(Cerita Api Unggun no. 10) 

  Sudah barang tentu setiap pandu harus bisa memasak di perkemahan jika tidak, pandu-pandu akan mengalami kelaparan dan sakit. Hal tersebut bisa membahayakan diri. 

Mengikuti jejak 
(Cerita Api Unggun no. 11) 

  Sign atau tanda-tanda adalah perkataan yang dipergunakan oleh pandu untuk menerangkang hal-hal kecil yang penting, seperti bekas kaki, cabang-cabang dahan yang patah, rumput yang terinjak, sisa-sisa makanan, titik tetesan darah, rambut dan sebagainya, sesuatu yang dapat digunakan sebagai kunci untuk mencari keterangan atau jawaban yang dicari. 

Mengikuti Jejak 2 
(Cerita Api Unggun no. 12) 

  Di Afrika Selatan istilah mencari jejak disebut Spooring, dan di India istilah mencari jejak disebut Pugging sedangkan di Amerika disebut Trailing atau Tracking. 

• Membaca Tanda-tanda atau Deduksi 
(Cerita Api Unggun no. 13) 

  Apabila seorang pandu telah belajar tanda-tanda, kemudian ia harus belajar menghubung-hubungkan tanda ini dan tanda itu, dengan demikian ia dapat mengerti maksud dari apa yang btelah dilihatnya. Metode demikian disebut deduksi. 

Menyembunyikan Diri-Mengendap 
(Cerita Api Unggun no. 14) 

  Jika akan memperhatikan sesuatu, kita harus mendekatinya dengan hati-hati agar tidak terlihat. Kegunaan mengendap banyak sekali, seorang pandu juga harus dapat menyamar. 

Binatang-binatang 
(Cerita Api Unggun no. 15) 

  Pandu-pandu harus dapat menirukan bunyi-bunyi binatang. Mengenal hidup dan kebiasaan binatang, bagaimana ciri-cirinya. 

Tumbuh-tumbuhan 
(Cerita Api Unggun no. 16) 

  Seorang pandu jika berada di rimba, maka harus mengetahui pohon-pohon yang berfaedah. Pandu juga harus bisa menjaga hutan. Banyak buah-buahan dapat dimakan, macam-macam biji-bijian, ubi-ubi, kulit kayu atau daun yang dapat dimakan. 

Bagimana Supaya Kuat 
(Cerita Api Unggun no. 17) 

  Pepatah pandu adalah : jangan bilang mati sebelum kamu mati. Kalau sungguh sungguh dijalankan, akan terhindarkan kita dari bahaya yang mengancam. Itu berarti satu campuran dari keberanian, keabaran dan kekuatan, yang kita sebut keuletan. Banyak sekali latihan-latihan gerak badan, seperti senam dan sebagainya. 

• Kebiasaan Sehat 
(Cerita Api Unggun no. 18) 

  Pesan Baden Powell : jagalah kebersihan badanmu, jangan merokok, jangan minum-minuman keras yang memabukkan, biasakanlah bangun pagi, selalu riang dan tersenyum dan jagalah kesucianmu. 

• Mencegah Penyakit 
(Cerita Api Unggun no. 19) 

  Ada pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Penyakit tersebut biasanya ada di mana-mana, baik di udara, di air atau terkena melalui sentuhan atau kontak langsung. Janganlah meludah di sembarang tempat, waktu tidur yang cukup dan tempat yang baik. 

• Sikap Kesatria 
(Cerita Api Unggun no. 20) 

  Seorang kesatria harus menjauhkan diri, bersedia berkorban, juga ramah tamah, bermurah hati, tidak menerima persenan (pamrih). Kesopanan dijunjung tinggi, sopan kepada wanita, serta selalu melindungi anak-anak. Seorang kesatria juga mengucapkan terima kasih. 

Disiplin 
(Cerita Api Unggun no. 21) 

  Kesatria sejati selalu mementingkan kehormatannya. Kejujuran harus dijaga, kesetiaan adalah di atas semua kepentingan. Dan jangan lupa pada kewajiban. Patuh dan tertib adalah sebagai bukti disiplin. Berani dan tetaplah sederhana, tetap tabah dan selalu gembira. 

• Memperbaiki Diri 
(Cerita Api Unggun no. 22) 

  Tidak seorangpun di sebut sungguh-sungguh utama, kecuali jika ia percaya kepada tuhan serta selalu menjalankan perintahnya serta meninggalkan atau menjauhi semua larangannya. 

• Menyelamatkan Hidup -Kecelakaan 
(Cerita Api Unggun no. 23) 

  Bersedialah untuk menghadapi sebuah kecelakaan, dengan terlebih dahulu harus belajar atau berlatih tentang apa yang seharusnya dikerjakan jika sewaktu waktu terjadi kecelakaan. 

• Kecelakan dan Bagaimana menghadapinya 
(Cerita Api Unggun no. 24) 
Akan dijelaskan di bab selanjutnya 

Menolong orang lain 
(cerita api unggun no. 25) 
Akan dijelaskan di bab selanjutnya 

• Kewarganegaraan 
(Cerita Api Unggun no. 26) 

  Tiap-tiap pandu harus mempersiapkan diri untuk menjadi warga negara yang baik bagi negerinya

  Oke cukup sekian ya postingan pada kali ini,Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan pramuka untuk kakak dan teman-teman semuanya ya! Sampai ketemu lagi, Salam Pramuka!!!


Postingan populer dari blog ini

Bab 3 : Biografi Baden-Powell

Bab 7 : PENGETAHUAN KEPRAMUKAAN

Bab 4 : Sejarah Kepanduan & Kepramukaan