MEMBENTUK KEPRIBADIAN DENGAN PERATURAN BARIS BERBARIS

Membentuk Kepribadian Dengan Peraturan Baris Berbaris 

  Peraturan baris berbaris tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita sebagai seorang pelajar. Umumnya peraturan baris berbaris diterapkan dalam kehidupan militer, namun saat ini peraturan baris berbaris juga kerap digunakan dalam berbagai kegiatan sekolah, organsasi, dan kepramukaan. Taukah anda? Peraturan baris berbaris memiliki banyak dampak positif dalam berlangsungnya kehidupan. Lalu sudahkah anda mengenali peraturan baris berbaris dengan baik? Untuk mengetahui lebih banyak mengenai peraturan baris berbaris, ayo pelajari artikel ini dengan penuh semangat! 

A. Definisi Peraturan Baris Berbaris 
  Peraturan baris berbaris atau yang lebih dikenal dengan sebutan PBB merupakan suatu bentuk latihan fisik guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada pembentukan suatu perwatakan tertentu. 

B.Tujuan Peraturan Baris Berbaris 
  Adapum tujuan dari pelaksanaan PBB adalah untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan, serta menciptakan kedisiplinan dan tanggungjawab. 

C.Aba-aba Dalam Peraturan Baris Berbaris 
  Untuk melaksanakan kegiatan baris berbaris, diperlukan adanya aba-aba. Aba-aba itu sendiri merupakan suatu perintah yang diberikan oleh seorang pemimpin kepada pasukannya untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut. Terdapat tiga jenis aba-aba, antara lain : 
1. Aba-aba Petunjuk 
  Aba-aba ini digunakan apabila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan dan pelaksanaan. Contoh dari aba-aba petunjuk adalah “kepada pembina upacara hormat gerak”, kalimat “kepada pembina upacara” merupakan aba-aba petunjuk. 
2. Aba-aba Peringatan 
  Aba-aba ini disampaikan dengan tegas, jelas, dan tanpa ragu-ragu. Contoh dari aba-aba perigatan adalah “lencang kanan gerak”, kalimat “lencang kanan” merupakan aba-aba peringatan yang disampaikan secara jelas yakni lencang kanan dan bukan lancang kanan. 
3. Aba-aba Pelaksanaan 
  Sesuai dengan namanya, aba-aba pelaksanaan disampaikan saat hendak melaksanakan aba-aba petunjuk maupun peringatan. Contoh dari aba-aba pelaksanaan adalah “hormat gerak”, “langkah tegap maju jalan”, “hitung mulai”. Kata “gerak”, “jalan”, dan “mulai” merupakan aba-aba pelaksanaan. 

D. Jenis-jenis Peraturan Baris Berbaris 
  Kita mengenal tiga jenis PBB yang diterapkan, antara lain : 
1. PBB di Tempat PBB di tempat merupakan jenis PBB yang dilaksanakan tanpa berpindah tempat ataupun berpindah arah. Contoh dari pelaksanaan PBB di tempat adalah sikap sempurna, jalan di tempat, sikap hormat, istirahat di tempat. 
2. PBB Berpindah Arah PBB berpindah arah merupakan jenis PBB yang dilaksanakan dengan berpindah arah namun tanpa berpindah tempat. Contoh dari pelaksanaan PBB berpindah arah adalah hadap kanan, hadap kiri, balik kanan, hadap serong kanan, hadap serong kiri. 
3. PBB Berpindah Tempat PBB berpindah tempat merupakan jenis PBB yang dilaksanakan dengan berpindah tempat maupun arah. Terdapat 2 jenis PBB berpindah tempat, antara lain : 
 a. PBB Berpindah Tempat Terbatas PBB berpindah tempat terbatas hanya dapat dilakukan dengan batas 4 langkah, seperti contoh 2 langkah ke kanan, 4 langkah ke kiri, 3 langkah ke depan, 1 langkah ke belakang. 
 b. PBB Berpindah Tempat Tak Terbatas PBB berpindah tempat tak terbatas dapat dilakukan tanpa adanya batasan langkah, seperti contoh langkah tegap, dan lari maju. PBB seperti ini biasanya digunakan ketika perlombaan gerak jalan. 

E. Contoh PBB Dasar 
  Terdapat beberapa sikap PBB dasar yang harus kita kuasai yang tentunya akan sangat berguna bagi kehidupan kita sebagai seorang pelajar. Berikut merupakan penjelasan mengenai beberapa PBB dasar yang harus kita kuasai. 
- Sikap Sempurna 
      Sikap sempurna adalah sikap yang paling dasar yang harus dikuasai dalam PBB. Sikap ini dimulai dengan aba-aba “siap gerak”. Adapun pelaksanaan dari sikap sempurna, yaitu : 
1. Tubuh berdiri tegak dengan dada membusung 
2. Pandangan lurus ke depan 
3. Kedua lengan diluruskan dan rapat pada badan dengan tangan menggenggam 
4. Tumit dirapatkan dengan ujung kaki membentuk sudut 45 derajat 
5. Berat badan dibagi atas kedua kaki  




- Sikap Istirahat 
        Sikap istirahat sering kita lakukan ketika mendengarkan amanat pembina upacara. 
Namun, taukah kalian? Terdapat 3 jenis sikap istirahat dalam Peraturan Baris Berbaris. Ayo pelajari artikel ini dengan lebih semangat lagi! Berikut penjelasannya : 
a. Istirahat di Tempat 
  Istirahat di tempat adalah sikap istirahat yang kita kenal pada umumnya. Sikap ini dimulai dengan aba-aba “istirahat di tempat gerak”. Adapun pelaksanaan dari sikap istirahat di tempat, antara lain : 



1. Kaki dibuka selebar bahu 
2. Posisi tangan berada di belakang tepatnya pada ikat pinggang 
3. Tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan, dengan tangan kanan mengepal  

b. Istirahat Parade 


  Istirahat parade adalah sikap istirahat yang biasa dilakukan pada upacara-upacara penting atau lebih tepatnya oleh anggota militer. Sikap ini dimulai dengan aba-aba “untuk parade - istirahat di tempat gerak”. Adapun pelaksanaan dari sikap istirahat parade, antara lain : 
1. Kaki dibuka selebar bahu 
2. Posisi tangan berada di belakang tepatnya di atas ikat pinggang 
3. Tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan, dengan tangan kanan mengepal 
4. Pandagan lurus ke depan dengan tanpa bergerak sedikitpun 
5. Yang hanya dapat dilakukan pada saat istirahat parade adalah berkedip 

c. Istirahat Untuk Perhatian 
  Istirahat untuk perhatian biasa digunakan untuk mendengarkan amanat dari seseorang. Sikap ini dimulai dengan aba-aba “untuk perhatian - istirahat di tempat gerak”. Adapun pelaksanaan dari sikap istirahat untuk perhatian, antara lain : 


1. Kaki dibuka selebar bahu 
2. Posisi tangan berada di belakang tepatnya pada ikat pinggang 
3. Tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan, dengan tangan kanan mengepal 
4. Pandangan ditujukan kepada yang memberi amanat (selama masih berada dalam jangkauan tanpa harus berpindah tempat atau arah) 

- Sikap Hormat 

    Sikap hormat dimulai dengan aba-aba “hormat - gerak”. Adapun pelaksanaan dari sikap ini, antara lain : 
1. Posisi tubuh sama dengan sikap sempurna kecuali tangan kanan 
2. Telapak tangan kanan dibuka dengan rata 
3. Jari tengah tangan kanan ditempelkan pada ujung luar alis kanan 
4. Apabila menggunakan penutup kepala seperti topi, baret, dan boni maka jari tengah menempel pada lidah penutup kepala 
5. Prosesnya diambil dengan merentangkan tangan kanan 90 derajat, lalu ke depan 15 derajat 
6. Khusus untuk sikap hormat kepada bendera, posisi sikut digerakkan sedikit ke depan dari posisi hormat biasanya 

- Lencang Depan  


  Lencang depan biasa dilakukan pada barisan dalam bentuk banjar. Sikap ini dimulai dengan aba-aba “lencang depan - gerak”. Adapun pelaksanaannya, antara lain : 
1. Tubuh masih dalam sikap sempurna 
2. Tangan kanan diangkat lurus ke depan sepadan dengan tinggi bahu 
3. Posisi tangan kanan mengepal dan diberi jarak dua kepal dari teman di depan kita  

- Lencang Kanan 


   Lencang kanan biasa digunakan dalam barisan ber saf. Sikap ini dimulai dengan aba-aba “lencang kanan - gerak”. Adapun pelaksanaannya, antara lain : 
1. Tubuh berada dalam sikap sempurna 
2. Tangan kanan diangkat lurus ke samping sepadan dengan tinggi bahu 
3. Posisi tangan kanan menggenggam dan menempel pada bahu teman di sampingnya  

- Setengah Lengan Lencang Kanan  


  Setengah lengan lencang kanan biasa digunakan untuk barisan saf terdepan. Sikap ini dumulai dengan aba-aba “setengah lengan lencang kanan - gerak”. Adapun pelaksanaannya, antara lain : 
1. Tubuh masih dalam sikap sempurna 
2. Posisi tangan kanan bertolak pinggang dan menempel pada teman di samping kanan 
3. Pergelangan tangan kanan lurus, ibu jari berada di belakang empat jari lainnya yang merapat 

- Hadap Kanan  


Hadap Kanan dimulai dengan aba-aba “hadap kanan - gerak”. Pelaksanaan dari hadap kanan, antara lain : 
1. Posisi tubuh bermula dari sikap sempuna 
2. Dilanjutkan dengan kaki kiri bergerak melintang ke depan kaki kanan (membentuk huruf setengah T) 
3. Lalu tumit kaki kanan berputar ke kanan sejauh 90 derajat 
4. Selanjutnya ditutup dengan kaki kiri  

- Hadap Kiri 


 Hadap kiri dimulai dengan aba-aba “hadap kiri - gerak”. Adapun pelaksanaannya adalah : 
1. Posisi tubuh bermula dari sikap sempurna 
2. Dilanjutkan dengan kaki kanan bergerak melintang ke depan kaki kiri (membentuk huruf setengah T) 
3. Lalu tumit kaki kiri berputar ke kiri sejauh 90 derajat 
4. Selanjutnya ditutup dengan kaki kanan  

- Hadap Serong Kanan  


Sikap ini dimulai dengan aba-aba “hadap serong kanan - gerak”. Pelaksanaannya dilakukan dengan : 1. Posisi tubuh bermula dari sikap sempurna 
2. Dilanjutkan dengan kaki kiri bergerak mendekati ujung kaki kanan 
3. Lalu tumit kaki kanan berputar ke kanan sejauh 45 derajat 
4. Selanjutnya ditutup dengan kaki kiri  

- Hadap Serong Kiri  
   Sikap ini dimulai dengan aba-aba “hadap serong kanan - gerak”. Adapun pelaksanaannya yaitu : 
1. Posisi tubuh bermula dari sikap sempurna 
2. Dilanjutkan dengan kaki kanan bergerak mendekati ujung kaki kiri 
3. Lalu tumit kaki kiri diputar ke kiri sejauh 45 derajat 
4. Selanjutnya ditutup dengan kaki kanan 

- Balik Kanan  


Balik kanan adalah perintah untuk mengubah posisi berdiri berlawanan dengan posisi sebelumnya atau berputar sejauh 180 derajat dari posisi semula. Dimulai dengan aba-aba “balik kanan - gerak”. Pelaksanaannya antara laun : 
1. Posisi awal tubuh yakni sikap sempurna 
2. Lalu kaki kiri bergerak ke ujung kaki kanan (membentuk huruf T) 
3. Selanjutnya tumit kaki kanan diputar ke kanan sejauh 180 derajat 
4. Kemudian ditutup dengan kaki kiri 

  Dalam kehidupan pelajar, PBB biasa diterapkan oleh siswa yang mengikuti organisasi sekolah. Namun, tidak ada salahnya bahwa kita ikut serta mempelajari dan mempraktekkan materi PBB yang sudah dijelaskan tadi. Oleh karena itu, mari mencoba mempraktekkan PBB dasar yang telah dijelaskan. Semoga bermanfaat!

Untuk lebih mengerti mengenai materi yang disampaikan, silahkan simak video yang ada dalam link berikut ini BELAJAR BERSAMAASF





Postingan populer dari blog ini

Bab 3 : Biografi Baden-Powell

Bab 7 : PENGETAHUAN KEPRAMUKAAN

SATUAN KARYA PRAMUKA WAHANA PEMUDA BERKARYA